Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jeritan Iba untuk MABA: PBAK, Seonggok Ilustrasi Kondisi Kampus yang Disayangkan (Chapter 1)

 


Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) adalah event tahunan tiap kampus. Disebut demikian karena PBAK diselenggarakan setahun sekali sebelum tahun ajaran akademik bermula. Toh jika PBAK ditiadakan meski sekali saja, sebutan kampus/perguruan tinggi untuk sepetak gedung atau bangunan bisa saja raib. Ya begitu. Gak sewajarnya kampus-kampus pada umumnya. Istilah jawanya nyalahi adat.

Jika diangan-angan lagi, apa susahnya event tahunan? Apa ribetnya mempersiapkan satu agenda yang tiap tahunnya pasti ada dan harus terselenggara? Dalam situasi dan kondisi yang musykil dan susah dicerna otak, PBAK harus terrealisasi. 2 tahun lalu, pandemi sedang ganas-ganasnya, ada opsi PBAK online. Itu contoh kecil betapa memaksanya, betapa mendesaknya, betapa krusialnya urgensi PBAK berlangsung. Namun, bukan asal “yang penting PBAK” jalan. Ada unsur yang jauh lebih utama dan paling diutamakan ketika PBAK menjelang, yakni kesiapan kampus itu sendiri. Entah dari merencanakan hal yang kasat mata sampai yang perlu diraba-raba.

PBAK tahun ini bakal asyik, nyentrik, ngikik, pelik, dan sarat akan delik. Kok bisa gitu? Sebagai sesama MABA (Mahasiswa Banget), akan saya beri bocorannya, tetapi seonggok saja. Kalau semua, takutnya tulisan ini akan turah-turah dan si admin bakal dikenai biaya tambah.

Bulan lalu entah Juni atau Juli mahasiswa STAIKA sudah gembira. Rasa gembira mereka melebihi seorang remaja yang mendapat notif chat doi-nya. Kegembiraan itu macam-macam sebabnya. Ada yang sudah berencana liburan, kencan seharian bareng ayang, ada yang sibuk mengejar ketertinggalan, dan yang paling dinanti, sebentar lagi mereka punya adek tingkat. Untuk calon maba, jangan takut. Kami sebagai kakak tingkat tidak galak kok, kami insan penuh kasih dan iba kepada maba. Tujuan tulisan ini untuk menguatkan hati kalian menghadapi getirnya pertarungan di dunia STAIKA.

Ciri khas sekaligus kebiasaan yang menjelma jadi norma sebuah STAIKA adalah serba njujak, dadakan, sat-set, pantese piye penake piye. Tidak ada sebulan sebelum hari-H PBAK, kepanitiaan baru terbentuk. Yang jelas, panitia dari unsur mahasiswa. Itu dari sisi panitia, belum dari sisi lembaga STAIKA sendiri, mungkin mereka yang nongkrong di atas punya strategi tersendiri, tetapi tetap dengan gayanya yang sekonyong-konyong.

Untuk calon MABA sekalian, anda semua punya dua pilihan. Pilih satu ya silakan, mau pilih keduanya tidak ada yang keberatan. Kalian pilih jadi mahasiswa sejati yang hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang tanpa ada beda semasa SLTA, atau berjibaku mempertahankan dan memperjuangkan gelar “mahasiswa” yang katanya idealismenya tinggi tak terbeli.

Posting Komentar

0 Komentar