JURNALISKA.COM, SLUKE. Minggu, 25 April 2021, Nelayan
tradisional Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang mengeluhkan hasil tangkapan merosot
belakangan ini.
Slamet selaku ketua paguyuban
nelayan mengatakan, saat ini hasil tangkapan mereka merosot jauh, bahkan ada
yang mengangkat beberapa cumi saja.
Faktor cuaca, seperti arus laut
yang kuat dan jernihnya air laut menjadi salah satu penyebabnya. Menurut dia,
hari ini mereka para nelayan tawur (menarik jala) dua sampai tiga kali, mulai
dari subuh pagi sampai dengan jam 12.00 siang hanya mengangkat tidak sampai 1
bakul cumi jenis teropong dan ikan-ikan kecil yang nilai jualnya rendah.
“Hasilnya juga tidak menentu, kalau
lagi along ( hasil tangkapan banyak) bisa mengantongi uang 1 juta lebih dalam
sehari, tapi sering juga mendapatkan hasil yang sedikit” jelas Slamet kepada
tim liputan Jurnaliska.
Suyat Pengepul ikan mengatakan,
beberapa minggu terakhir hasil tangkapan memang merosot. Jangankan untuk
mengirim ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kragan, untuk mereka mengecer
keliling pekon saja susah.
Dia mengaku pada tawur terakhir
hari ini dapat setengah bakul dan habis dibagi-bagi warga yang memang sudah
menunggu di gasebo pantai dari tadi.
“Harga cumi di pantai tergantung
banyaknya hasil tangkapan, kalau sekarang memang agak mahal jualnya,” ujar
Warsipah.
Penulis : Abdul Aziz
Editor : Shohibul Burhan
0 Komentar