Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Musholla Al-Waqfiyah Desa Soditan Lasem Gelar Sholat Gerhana Bulan

 


Jurnaliska.com, Lasem - Pengurus Musholla Al-waqfiyah mengadakan sholat gerhana bulan pada tanggal 26 Mei 2021.

Sholat berjamaah dilaksanakan bersamaan dengan fenomena gerhana bulan total yang terlihat jelas di atas kota Lasem. Sholat yang di gelar di Musholla RT 04 RW 02 Desa Soditan Kecamatan Lasem kabupaten Rembang itu dimulai pada jam 18:10 WIB. Jamaah yang hadir pada sholat gerhana tersebut sekitar 60 orang dari masyarakat setempat yang berlangsung dengan khusyuk.

Adapaun Khotib sekaligus Imam pada sholat gerhana tersebut adalah KH. Gus Muhammad Masduqi, pengasuh Pondok Pesantren Al-Masduqi Lasem dan Moh. Ghufron sebagai Bilal.

Untuk diketahui, malam ini di hampir seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan fenomena alam gerhana bulan total (GBT) atau Super Blood Moon. Fenomena ini berlangsung mulai pukul 16.00 WIB.

Ini merupakan salah satu peristiwa terhalanginya sinar matahari oleh Bumi yang menyebabkan tidak semua cahaya sampai ke bulan. Gerhana bulan total terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar.

Shalat sunah gerhana matahari pertama kali disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, sedangkan shalat gerhana bulan pada tahun kelima Hijriyah dan menurut pendapat yang kuat (rajih) pada bulan Jumadal Akhirah.   

وَشُرِعَتْ صَلَاةُ  كُسُوفِ الشَّمْسِ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَّةِ مِنَ الْهِجْرَةِ وَصَلَاةُ خُسُوفِ الْقَمَرِ فِى السَّنَةِ الْخَامِسَةِ مِنَ الْهِجْرَةِ فِى جُماَدَى الْأَخِرَةِ عَلَى الرَّاجِحِ

Shalat sunah gerhana matahari pertama kali disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, sedangkan shalat gerhana bulan pada tahun kelima Hijriyah dan menurut pendapat yang kuat (rajih) pada bulan Jumadal Akhirah.  

 وَشُرِعَتْ صَلَاةُ  كُسُوفِ الشَّمْسِ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَّةِ مِنَ الْهِجْرَةِ وَصَلَاةُ خُسُوفِ الْقَمَرِ فِى السَّنَةِ الْخَامِسَةِ مِنَ الْهِجْرَةِ فِى جُماَدَى الْأَخِرَةِ عَلَى الرَّاجِحِ

“Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunah mu’akkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya,” (Lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Kairo, Darul Hadits, 1431 H/2010 M, juz VI, halaman 106). Pendapat ini didasarkan pada firman Allah swt dan salah satu hadits Nabi saw. Allah ta’ala berfirman:

 وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya,” (QS Fushilat [41]: 37).   

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا 

“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian,” (HR Bukhari-Muslim).

Penulis : Moh. Shohibul Burhan Qidmaya

Editor : Asnal Masyawi

Posting Komentar

0 Komentar