Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tingkatkan Literasi Santri, Pesantren Kauman Lasem Adakan Bimtek Penulisan Cerpen

JURNALISKA.COM, LASEM. Pondok Pesantren Kauman Lasem bersama Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Cerpen untuk Kalangan Santri di Pondok Pesantren Kauman, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Acara dijadwalkan selama empat hari, Selasa-Jumat, 27-30 April 2021  yang disiarkan langsung melalui Zoom dan You Tube Balai Bahasa Jawa Tengah.

Bimbingan teknis yang dimulai hari Selasa, 27 April 2021 pada pagi hari itu diikuti oleh 40 santri secara tatap muka yang dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.  dan peserta umum yang mengikuti secara  virtual melalui aplikasi Zoom maupun You Tube.

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam acara ini, diantaranya pengasuh Pondok Pesantren Kauman Abah KH Zaim Ahmad, seorang sastrawan terkemuka Triyanto Triwikromo, Dr. Ganjar Harimansyah, Inni Inayati, M.Hum, Drs. Suryo Handono, M.Pd. Agus Sudono,  M.Hum, dan Abdullah Hamid.

Menurut Gus Zaim, selain dasar-dasar tentang kepenulisan, ada sejumlah materi tentang moderasi dan multikultural yang akan diajarkan. 

“Tentunya moderasi sesuai pemahaman pesantren seperti tawassuth, tasamuh, tawazun, dan i’tidal,” ungkapnya. 

Acara yang diselenggarakan dari pukul 8 pagi hingga 4 sore itu diharapkan mampu membuka mata masyarakat luas yang selama ini memandang pesantren sebelah mata, yakni menilai pesantren sebagai markas aliran radikal dan fundamental.

“Agenda ini dalam rangka mendukung literasi santri dan mendorong terciptanya moderasi umat melalui karya tulis santri. Hal ini sangat penting menurut saya,” kata Gus Zaim dikutip Jurnaliska dari laman NU Online, Senin 26 April 2021. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah  Ganjar Pranowo, dalam sambutan pembukaan menyatakan, bila literasi  kalangan santri cukup baik, bukan hoaks.

“Bila para santri memiliki keterampilan menulis, narasi-narasi yang muncul juga narasi yang baik, bukan cerita mengumpat, bukan cerita marah-marah,” ucap Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo berharap para santri yang pintar menulis cerpen nantinya dapat menghasilkan banyak cerita tentang moderasi beragama. Mereka bisa menulis cerita relasi-relasi sosial, misalnya cerita relasi antara santri dengan orang Tionghoa di Lasem.

“Kultur yang luar biasa antara Jawa, Arab, Tionghoa sudah menjadi satu. Hal itu bisa dibuat dalam narasi catatan cerpen. Santri juga dapat menggali seni budaya yang ada di sana dengan cerita heritage-nya yang bermacam-macam bentuknya,” tandas dia.

Ketua Panitia Lokal, Abdullah Hamid menyampaikan, peserta Bimbingan teknisi ini di ikuti oleh santri dari pesantren kauman sendiri dan pelajar lainyna.

“Jadi peserta keseluruhannya ada 40 orang, yang dari luar ada 12, diantaranya ada pesantren MIS dan pelajar IPNU dan lainya dari pesantren Kauman" terang ketua Perpusakaan Masjid Jami’ Lasem itu saat di wawancarai tim Jurnaliska.


Terakhir para peserta mendapatkan tugas membuat draf cerpen dan dikumpulkan langsung ke Balai Bahasa Jawa Tengah.


Penulis  : Shohibul Burhan

Editor    : Asnal Masawi

Posting Komentar

0 Komentar