Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Benarkah Khutbah Jum'at Selain Pesan Sosial-Religius Juga Sebagai Penghantar Tidur?

Kalau pada umumnya, shalat dengan berjamaah itu tidak wajib, maka terdapat satu macam shalat yang harus (wajib) dilaksanakan secara berjamaah, tidak boleh tidak. Shalat tersebut adalah ibadah shalat Jum'at, terlepas adanya perbedaan pendapat dan prakteknya. Termasuk dalam rangakaian shalat jum'at berjamaah adalah khutbah, khutbah sebanyak dua kali. Bagi umat Islam harus mengikuti khutbah Jum'at, karena khutbah Jum'at merupakan rukun shalat Jum'at. Sehingga bagi seseorang yang tidak punya udzur, maka tidak diperbolehkan meninggalkan khutbah ini. Walaupun pada kenyataanya seringkali masyarakat awam lebih senang berangkat shalat Jum'at menjelang shalat itu mau dilaksanakan, sehingga pada saat khutbah kedua mereka baru datang.

Pada penemuan saya seringkali dialami oleh jamaah shalat Jum'at yang datang terlebih dahulu. Acap kali dan mungkin dapat dipastikan bahwa setiap jum'at dan setiap khutbah disampaikan terdapat orang-orang yang lebih enjoy (berbincang-bincang) dengan jamaah lainya. Ironisnya mereka sudah tahu dan mengerti kalau dilarang bicara pada saat khutbah dibacakan, tetapi mereka malahan asyik berbincang-bincang.

Fenomena lain yang hampir sama bergesernya eksistensi dan esensi khutbah Jum'at dari tuntunan menjadi tontonan. Kalau beberapa puluh tahun yang lalu, khutbah Jum'at merupakan wahana yang cukup tepat untuk mensyiarkan ajaran Islam, nilai-nilai moral Islam yang dapat dijadikan sebagai tuntunan dan pedoman hidup maka sekarang syiar itu telah dan hanya menjadi tontonan belaka, bak FTV yang di siarkan di televisi hhhh. Pesan-pesan rohaniah-duniawi-ukhrawi tidak pernah digubris, tidak pernah diperhatikan, apalagi dilaksanakan sehari-hari. Apa yang mereka dengar dari selasai khutbah hilanglah pesan-pesan itu. Oleh karena itu mereka (yang termasuk orang awam) kalau tidak datang belakangan, datang lebih awal tetapi sesampainya di masjid mereka asyik ngobrol dengan jamaah lainya.

Lebih dari itu, dalam khutbah jum'at didapati fenomena lain yang memiliki persamaan dengan fenomena-fenomena di atas. Fenomenanya yaitu adanya jamaah shalat Jum'at yang tidur pada saat khutbah disampaikan. Kondisi dan keadaan semacam ini menyebabkan tidak pernah tersampaikanya pesan-pesan ukhrawi, sehingga ada khutbah setiap seminggu sekali atau tidak adalah sama saja, tidak ada fungsi dan gunanya. Karena tidak bisa dipungkiri, masyarakat kita, awam khususnya adalah masyarakat yang senang terhadap khutbah yang pendek-pendek, cepat selesai dan segera pulang.

Baca Juga : Resah Hati Pengemis Ilmu di Tengah Pandemi

Ketika khutbah selesai dan shalat jum'at selesai dilaksanakan, ternyata memang benar, mereka tidak jarang langsung pulang, lamcing (salam langsung plencing). Mereka tidak mengikuti ritual ibadah selanjutnya, yaitu wiridan dan berdoa sama-sama. Padahal bisa jadi ketika sampai di rumah mereka juga akan tidur lagi. Bagi mereka yang bekerja, mereka segera mungkin berangkat untuk bekerja, seolah-olah ibadah shalat jum'at adalah ibadah yang mengganggu aktivitas mereka dalam bekerja, dan seterusnya.

Kontributor : Habibur Rohman

Posting Komentar

0 Komentar