Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Peringati Hari Jadi Lasem ke-1139, LKCB Punya Harapan Besar

  


Lasem, Jurnaliska.com - Peringati Hari Jadi Kota Lasem ke-1139, Yayasan Lasem Kota Cagar Budaya (LKCB) gelar Tasyakuran di Pelataran Candi Malad Gowak, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.  Senin (21/6/21)

Acara yang digelar secara sederhana dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 ini berlangsung secara khidmat. Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Camat Lasem, Kepala Desa Gowak, Ketua LKCB, Ketua PC Fatayat Lasem, Ketua PC PMII Rembang, dan beberapa elemen masyarakat lainnya.

LKCB sendiri merupakan sebuah yayasan yang didirikan untuk menampung sekelompok orang dalam meneliti sejarah yang ada di Kota Lasem, sekaligus wadah dalam mengapresiasikan segala gagasan yang ada demi kelestarian sejarah atau cerita dari Kota Lasem.

Menurut Ayu Lestari, salah satu panitia penyelenggara kegiatan ini mengungkapkan, tujuan diberlakukannya acara tasyakuran Hari Jadi Lasem oleh LKCB adalah untuk memperingati hari lahirnya serta nguri-nguri sejarah, kebudayaan, dan adat-istiadat dari Kota Lasem. Bukan hanya itu, acara ini dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan yang dahulu memperjuangkan dan mempertahankan wilayah Kota Lasem terdahulu. Karena khawatir, jika generasi muda tidak mengerti sejarah tentang nenek moyangnya yang berada di Kota Lasem. Bahkan, LKCB ingin mewujudkan sebuah destinasi yang dikaitkan untuk memperkuat situs cagar budaya yang ada di Lasem, agar keistimewaannya ini bisa dilihat oleh seluruh dunia.

Ki Dalang Gondrong Al Frustasi (Puji Darsono) Ketua LKCB mengungkapkan harapannya untuk peringatan hari jadi Lasem ini.

"LKCB mengajak semua pihak untuk merenung bukan hanya menjual keindahan, kearifan budaya, tetapi juga bersyukur atas nikmat Allah Swt yang memberikan keindahan luar biasa pada Lasem. Kami membuka ruang untuk berdiskusi, dan meminta agar bisa diagendakan dari pemerintah daerah setiap tahunnya peringatan hari jadi Lasem," tutur Ki Dalang Gondrong Al Frustasi.

Camat Lasem, Bapak M. Mahfudz, M.H. dalam sambutannya mendorong agar cagar budaya di Lasem digali lebih mendalam.

"Harus kita pelihara sebagai kearifan Lasem. Cagar budaya di Lasem harus dikelola dengan baik. Tugas kita di pemerintah untuk memberikan fasilitasi-fasilitasi di berbagai desa. Harapan kami desa nanti ikut serta, teman-teman LKCB yang telah melaksanakan penelusuran-penulusuran tidak patah semangat, karena ini yang dapat kita lakukan. Ayo bersama-sama dengan pemerintah kita dorong untuk membuka napak tilas Lasem. Tentu di pemerintah akan bersinergi untuk mewujudkan harapan masyarakat Lasem sebagai kawasan pusaka dari peninggalan-peninggalan yang ada," terang Camat Lasem.

Dipilihnya Pelataran Candi Malad sebagai lokasi peringatan ini, dilihat dari segi sejarah,  sangatlah erat apalagi menyangkut soal Kota Lasem. Candi Malad merupakan tempat yang tdahulu digunakan untuk pemerintahan seorang Raja yang ada di Kota Lasem. Dan Raja Lasem yang berada di Candi Malad yakni Duhitendu Dewi atau biasa disebut sebagai Dewi Indu. Beliau merupakan keturunan yang bergelar Bhre Lasem. Pusat perluasan wilayah yang dilakukan Dewi Indu tepat di Desa Gowak itu. Sampai akhirnya, beliau wafat pada tahun 1351 dengan cara dikremasi, lalu abunya dipendam didalam candi malad tersebut.

Penulis : Asnal Masyawi

Editor : Asnal Masyawi

Posting Komentar

0 Komentar